Soko Bisnis

Adira Finance Kelola Piutang Pembiayaan Rp56 Triliun pada 2024

Adira Finance mencatatkan total pendapatan Rp10 triliun pada 2024. Total beban Rp8,2 triliun, jadi Laba bersih Perusahaan setelah pajak Rp1,4 triliun.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
26 Februari 2025

Dok. Adira

SOKOGURU, Jakarta- Seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat, menurunnya kapasitas pembayaran konsumen, dan dalam upaya menjaga kualitas aset, Adira Finance menerapkan strategi lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan selama 2024. 

Sebagai hasilnya, pembiayaan baru Perusahaan pada 2024 tercatat menurun sebesar 12% (y/y) menjadi Rp36,6 triliun. Meski mencatatkan penurunan pada total pembiayaan baru, Adira Finance berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan non- otomotif sebesar 10% (y/y) menjadi Rp9,8 triliun.

Demikian disampaikan Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, dalam keterangan resmi terkait Piutang pembiayaan yang dikelola Adira Finance, yang diterima Sokoguru, Selasa (25/2) sore.

Baca juga: Promo Adira Finance di IIMS: Tukar Tambah Digital dan Kesempatan Umrah Setiap Hari

“Sebagian besar pembiayaan non-otomotif saat ini, sambungnya, dikontribusi oleh pembiayaan multiguna melalui produk 'Solusi Dana. Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) relatif stabil sebesar Rp56,0 triliun,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Dewa menjelaskan, Adira Finance pun terus berinovasi dengan melakukan ekspansi ke segmen non-otomotif yang mencakup pembiayaan multiguna, alat berat, dan lainnya. 

Bahkan pada November 2024, Adira Finance meluncurkan produk pembiayaan multiguna yaitu Solusi Dana yakni produk pembiayaan multiguna dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan.

Solusi Dana  memungkinkan pelanggan memenuhi berbagai kebutuhan finansial, mulai dari pendidikan, renovasi rumah, hingga modal usaha.

Dalam laporan Adira Finance 2024 itu, Dewa mengatakan, pembiayaan konvensional masih mendominasi pembiayaan baru dengan kontribusi 75%, sementara pembiayaan syariah tercatat mewakili 21% dari total pembiayaan baru. 

Baca juga: Sinergi Bersama Sahabat, Adira Finance Rayakan HUT Ke-34 di Festival Pasar Rakyat Bandung

Berbagai inisiatif itu terus dilakukan sebagai upaya untuk membangun kesadaran pasar akan produk-produk Perusahaan yang berbasiskan syariah. 

Transisi energi bersih

Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih di Indonesia, Adira Finance juga menyediakan pembiayaan kendaraan listrik (EV), baik roda dua maupun roda empat. Sepanjang tahun 2024, Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru EV mencapai Rp379,6 miliar.

Dewa menambahkan, komitmen Perusahaan untuk mendukung adopsi energi terbarukan dan ramah lingkungan ditunjukkan dari partisipasi Perusahaan melalui Unit Usaha Syariah yang bekerja sama dengan Istiqlal Global Fund (IGF) untuk meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area Masjid Istiqlal. 

Baca juga: FPR 2024 dan HUT Adira Finance Siap Bangkitkan Ekonomi Lokal di Pasar Kosambi, Bandung

Langkah itu tidak hanya meningkatkan fasilitas masjid, mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan untuk kendaraan, tetapi juga sejalan dengan visi perusahaan menciptakan nilai bersama untuk meningkatkan kesejahteraan. 

“Untuk dapat terus meningkatkan penyaluran pembiayaan, Adira Finance memperluas jaringan bisnisnya secara selektif di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi dan masih rendah penetrasi,” imbuhnya.

Hingga Desember 2024, kata Dewa Lagi, Adira Finance telah mengoperasikan 508 jaringan bisnis di seluruh Indonesia, termasuk cabang syariah.

Bertepatan dengan HUT ke-34 Adira Finance, Perusahaan meresmikan kantor pusat regional baru, Grha Adira Jawa Timur. Peresmian itu juga menandai langkah penting Adira Finance dalam mendukung inisiatif keberlanjutan. 

“Gedung itu dirancang dengan konsep green building yang mengutamakan efisiensi energi dan ramah lingkungan, sejalan dengan upaya perusahaan untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Dewa. 

Grha Adira Jawa Timur akan menjadi pusat koordinasi berbagai layanan pembiayaan Adira Finance di wilayah Jawa Timur dan juga berperan sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia.

 

Sementara itu, dari sisi digital, Perusahaan terus mengoptimalkan penjualan melalui platform digital seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com. Selain itu, pada tahun 2024, Perusahaan juga meluncurkan aplikasi mobile Danadira.

Produk aplikasi itu untuk pengajuan pembiayaan dana instan dari Adira Finance yang semua prosesnya dilakukan secara digital dan langsung lewat ponsel mulai dari pengajuan pembiayaan hingga pencairan dana tunai, serta pembayaran angsurannya. 

Melalui berbagai platform digital itu, Adira Finance menawarkan Solusi keuangan yang nyaman dan mudah diakses di segala tingkatan kebutuhan pelanggan, sehingga mendorong peningkatan pada akuisisi pelanggan dan penjualan.

 

UMKM

Sebagai bentuk dukungan terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Adira Finance telah sukses menggelar Festival Pasar Rakyat (FPR) yang merupakan inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan.

Kegiatan tersebut dilakukan di lima pasar tradisional di Indonesia pada September hingga Desember 2024 bersama PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) melalui Unit Usaha Syariah, dan PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah). 

Adapun pasar yang dipiih yakni Pasar Rangkasbitung (Lebak, Banten), Pasar Pahing (Kediri), Pasar Legi (Solo), Pasar Kosambi (Bandung), dan Pasar Ngasem (Yogyakarta). Melalui program ini, Adira Finance menghadirkan FPR dengan tiga pilar utama, yaitu: peningkatan ekonomi pasar, community engagement, dan sustainability program. 

Sepanjang tahun 2024, perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, dengan laju pertumbuhan yang diperkirakan melambat. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2024 sebesar 3,2%, lebih rendah dari pertumbuhan 3,3% di 2023. 

 Total pendapatan capai Rp10 triliun

Sementara itu, dari sisi keuangan, Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa, mengatakan, Perusahaan mencatatkan total pendapatan mencapai Rp10 triliun, naik sebesar 5% jika dibandingkan tahun lalu. 

“Sedangkan total beban meningkat 17% y/y menjadi Rp8,2 triliun, terutama disebabkan naiknya biaya pendanaan dan biaya kredit. Akibatnya, laba bersih Perusahaan setelah pajak terkoreksi menjadi sebesar Rp 1,4 triliun,” ujarnya. 

Dengan demikian, sambung Gani, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing- masing tercatat menjadi sebesar 5,3% dan 12,7%.

Ia mengatakan dari sisi pendanaan, Perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal dari bank (baik bank dalam negeri maupun luar negeri) serta pasar modal (obligasi lokal dan sukuk mudharabah). 

Per posisi Desember 2024, Pembiayaan Bersama mewakili 48% dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman Perusahaan pada Desember 2024 meningkat sebesar 11% y/y menjadi Rp17,9 triliun, terdiri dari pinjaman bank (dalam negeri dan luar negeri) dan obligasi & sukuk masing-masing berkontribusi 60%:40%. Hasilnya, gearing ratio sebesar 1,7 kali pada Desember 2024. 

Seperti diketahui, memasuki 2025, kondisi ekonomi global diperkirakan akan lebih baik dengan tingkat pertumbuhan sekitar 3,3%. Namun demikian, ketidakpastian yang membayangi prospek ekonomi global masih perlu diantisipasi.

Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 mengalami perlambatan menjadi 5,03% dibandingkan tahun sebelumnya 5,05%, serta 2023 sebesar 5,3%. 

Perlambatan itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti pelemahan daya beli konsumen, penurunan produktivitas lapangan usaha unggulan, serta ketidakpastian global yang semakin meningkat. (SG-1)